“Morning sickness” adalah pening, mual dan muntah-muntah yang
biasanya terjadi di pagi hingga siang hari. Pada beberapa wanita, gejala
“morning sickness” bahkan berlanjut hingga sepanjang hari. “Morning
sickness” muncul pada minggu ke 4-6 kehamilan dan terus berlanjut hingga
maksimal minggu ke-16. Lama dan derajat “morning sickness” berbeda pada
setiap wanita.
DARI WAJAR HINGGA BERLEBIHAN
Yang perlu digarisbawahi,
mual-muntah, yang dalam istilah medisnya disebut emesis gravidarum, merupakan
sesuatu yang wajar jika dialami pada usia kehamilan 8 hingga 12 minggu. Pada
keadaan normal, mual-muntah berangsur membaik saat usia kehamilan 16 minggu.
Tapi sekitar 12 % ibu hamil masih mengalami mual hingga 9 bulan kehamilannya.
Mual muntah yang berlebihan
sehingga tidak ada makanan atau minuman yang masuk ke tubuh, disebut
hiperemesis gravidarum. Keadaan ini dibagi 3 tingkatan. Tingkat 1, muntah
terjadi terus menerus hingga ibu hamil merasa lemas, tidak nafsu makan, BB
turun, dan nyeri ulu hati. Tingkat 2, keadaan ibu semakin lemah, apatis, kulit
keriput, mata cekung, bau aseton pada napas. Sedangkan tingkat 3, kesadaran ibu
bisa menurun bahkan bisa sampai koma. Peristiwa hiperemesis gravidarum ini
sudah tak wajar karena bisa membuat ibu kekurangan cairan yang juga tak
menguntungkan janin. Akibat dehidrasi, maka aliran darah ke janin pun ikut berkurang.
Pada awal kehamilan, hidup
janin layaknya parasit. Ia memperoleh asupan dari cadangan lemak di tubuh ibu.
Bila cadangan tersebut berkurang akibat mual-muntah yang berlebihan, maka
asupan bagi janin pun akan berkurang sehingga bisa terjadi gangguan pertumbuhan.
Kasus mual muntah tingkat 3
dimana ibu sampai kehilangan kesadaran akibat mual muntah pada saat ini jarang
terjadi. Jika dokter sudah menegakkan diagnosa hiper-emesis maka terapi yang
dilakukan adalah pengobatan dengan cairan. Sistem tubuh ibu hamil pun akan
normal kembali, sehingga tidak sampai mengakibatkan gangguan kesadaran.
Penyebab “morning sickness”
Mengapa bisa terjadi
mual-muntah pada ibu hamil? Penyebab yang pasti mengenai “morning sickness” tidak diketahui.
Namun para dokter ada bebapa dugaan yaitu : Mual atau nausea, pada bulan-bulan pertama
kehamilan disebabkan meningkatnya produksi hormon estrogen yang memancing
peningkatan keasaman lambung. Jika frekuensi mual muntah lebih sering di pagi
hari, itu karena jarak antara waktu makan malam dengan makan pagi cukup
panjang. Akibatnya, perut kosong mengeluarkan asam lambung yang membuat ibu
merasa lebih mual.
Ada juga teori yang
mengatakan, biang keladi mual-muntah tak lain adalah faktor HCG (Human
chorionic gonodotropin). Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal
kehamilan. Perubahan dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian
menimbulkan rasa mual. Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan
pada janin akan tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu.
Pada saat ini biasanya mual-muntah akan berhenti.
Teori lain mengatakan,
sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya
ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik
inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.
Perubahan metabolisme
glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai penyebab mual-muntah.
Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel plasenta dan terjadi
kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka rasa mual itu akan lenyap.
Faktor terakhir yang juga
kerap menentukan adalah faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang
mengalami stres akibat kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah,
Dalam tubuhnya terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.
Namun begitu, penyebab
hiperemesis gravidarum sampai kini belum diketahui pasti. Salah satu
kemungkinannya, yaitu hormon HCG yang berlebihan. Mungkin juga karena adaptasi
ibu hamil pada hormon-hormon yang timbul selama kehamilan kurang baik.
Kemampuan beradaptasi ibu hamil, nyatanya memang sangat idiviudal seperti
halnya reaksi alergi. Ibaratnya kalau makan udang, ada orang yang makan sedikit
saja sudah alergi, tapi ada juga yang bisa makan banyak tanpa reaksi apa pun
pada tubuhnya.
Gangguan enzim juga
diperkirakan sebagai penyebab mual-muntah berlebihan. Sakit mag, misalnya,
dapat memperberat kondisi mual-muntah pada kehamilan. Hal ini mungkin agak
bertolak belakang dengan teori yang menyatakan bila ibu penderita mag, maka
selama hamil sakitnya itu akan hilang.
Asumsinya, kehamilan membuat
gerak usus melambat hingga pengosongan lambung pun jadi ikut melambat. Keadaan
seperti ini pada beberapa ibu dapat membuat sakit magnya tidak kambuh semasa
hamil, tapi ada juga yang tetap sakit mag. Ini dikarenakan pola makannya yang
salah. Contohnya, ibu hamil yang kerap menyantap rujak saat perutnya kosong.
Akibatnya, asam lambung meningkat dan menimbulkan luka pada lambung atau sakit
mag.
Bagaimana mengatasinya?
“Morning sickness” adalah hal yang normal dalam kehamilan. Beberapa
dokter memberikan vitamin B6 dan multivitamin untuk meringankan gejala
“morning sickness”. Namun, sampai sejauh ini belum ada bukti medis yang
menunjukkan korelasi antara pemberian vitamin dan pengurangan “morning
sickness”. Suplemen vitamin tampaknya hanya bertujuan agar si calon ibu
tidak kekurangan vitamin akibat berkurangnya selera makan dan
muntah-muntah.
Istirahat, minum, dan makan makanan kecil sebagai pengimbang sudah
cukup untuk mengatasi “morning sickness”. Tentu saja, diimbangi dengan
berdoa agar si buah hati bisa berkembang secara normal!
Jika setiap kali makan bahkan
minum selalu disertai muntah, frekuensi berkemih berkurang, dan jumlah urin
sedikit, maka dengan indikasi hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil
perlu dirawat. Pada kasus yang lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau
istrinya bertambah lemas dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas
terus-menerus artinya ibu sudah mengalami dehidrasi.
Untuk memperoleh kepastian
diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di laboratorium. Jika air seninya
mengandung zat keton berarti ibu hamil positif harus masuk rumah sakit. Selama
perawatan awal, biasanya semua intake makanan dan minuman harus melalui cairan
infus. Pasien umumnya akan dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat
beristirahat. Setelah itu pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai
dari makanan cair, makanan semipadat hingga makanan biasa.
Selama itu, ibu pun akan
mendapat obat antimual. Bahkan bila sampai mengalami luka lambung karena intake
yang kurang, maka dokter akan mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya,
dalam 24 jam gejala mual akan menghilang.
Petumbuhan janin juga
dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan prioritas utama yang mendapat
perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi jika asupan kalori ibu hamil
tercukupi, maka janin pun akan memperoleh makanan yang cukup melalui plasenta.
Lama perawatan di rumah sakit tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3
hari. Jangan lupa, dukungan moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu
hamil sangat diperlukan. Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya,
lepaskan diri dari segala macam stres.
PERHATIKAN MAKANAN
Setelah lepas dari perawatan
rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu saja. Bagaimanpun, ibu hamil
yang mengalami mual-muntah berlebihan mesti cermat dalam pengaturan makan.
Berikut beberapa kiat pengaturan makanan:
* Pada prinsipnya gangguan
perut dapat diatasi dengan tidak membiarkannya kosong. Jadi makanlah dalam
porsi kecil tapi sering.
* Sajikan makanan dan minuman
dalam keadaan hangat karena bisa membuat lambung yang terasa perih seperti
terelaksasi.
* Setiap bangun pagi jangan
lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati saja biskuit dengan teh
hangat misalnya.
* Makanlah makanan berkarbohidrat
tinggi. Mual-muntah mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh
tubuh untuk mengganti energi yang hilang.
* Hindari makanan yang dapat
membuat kembung karena perut akan terasa penuh tapi masih tetap lapar. Keadaan
ini akan memperparah karena setiap kali perut diisi, muntah akan terjadi lagi.
Kacang tanah merupakan contoh makanan yang dapat membuat kembung. Biasanya
kacang tanah digunakan sebagai bumbu pada gado-gado, asinan, siomay, sate, dan
ketoprak.
* Macam makanan lain yang perlu
dibatasi adalah, ketan, nangka, sayur nangka, sayur asem, buah-buahan yang asam
atau yang dapat mengiritasi lambung.
* Makanan yang mengandung
banyak santan, seperti masakan padang pun perlu dibatasi karena santan membuat
kerja lambung menjadi lebih berat.
* Waspadai juga cuka dan
kopi.
0 komentar:
Posting Komentar