A. KETERAMPILAN OBSERVASI
Observasi
ialah metode atau cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau
kelompok secara langsung. Pengamatan (observasi) merupakan suatu cara
pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan atas pengamatan langsung
terhadap sikap dan perilaku individu atau kelompok.
Suatu keterampilan observasi yg
menghasilkan komunikasi efektif dengan
menggunakan kepekaan yg dimiliknya melaui observasi terhadap klien baik secara
verbal maupun non verbal.
B. TINGKAH LAKU VERBAL DAN NON VERBAL
1. Komunikasi
Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun
tertulis. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi
yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan.
Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud
tujuan.
Tingkah
laku verbal adalah perbuatan/perilaku yg ditunjukkan melalui bahasa/kata-kata.
Bahasa dicerminkan dengan adanya perbendaharaan kata, penggunaan kalimat,
intonasi, kecepatan berbicara dan humor.
Aspek
dalam komunikasi verbal yaitu perbendaharaan kata-kata (vocabulary), kecepatan (racing),
intonasi suara, humor, waktu yang tepat dan singkat.
Menurut
Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana, 2005), bahasa mempunyai tiga fungsi:
penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
1) Penamaan
atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau
orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.
2) Fungsi
interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati
dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
3) Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut
fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan
masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
2. Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi
non verbal adalah pesan yang di sampaikan dalam komunikasi di kemas dalam
bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Komunikasi non verbal adalah setiap bentuk
perilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang
mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya.
Tingkah
laku non verbal merupakan tingkah laku dalam bentuk bahasa tubuh meliputi
isyarat, pergerakan tubuh, dan penampilan fisik.
1)
Bentuk komunikasi non verbal
a) Bahasa
tubuh : meliputi lambaian tangan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan,
gerakan kepala, sikap atau postur tubuh, dan lain-lain.
b) Tanda
: dalam komunikasi non verbal menggantikan kata-kata, misal : bendara putih
mengartikan ada lelayu
c) Tindakan
atau perbuatan : tindakan tidak menggantikan kata-kata tetapi mengandung makna,
misal : menggebrak meja berarti marah.
d) Objek
: objek tidak menggantikan kata-kata tetapi juga mengandung makna, misal:
pakaian mencerminkan gaya hidup seseorang
e) Warna
: menunjukan warna emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik, dan
lain-lain, misal : warna merah muda adalah warna feminim.
2)
Fungsi pesan nonverbal
Mark
L. Knapp (dalam Jalaludin, 1994), menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang
dihubungkan dengan pesan verbal:
a) Repetisi,
yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya
setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.
b) Substitusi,
yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Misalnya tanpa sepatah katapun kita
berkata, kita menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-anggukkan kepala.
c) Kontradiksi,
menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal.
Misalnya anda ’memuji’ prestasi teman dengan mencibirkan bibir, seraya berkata
”Hebat, kau memang hebat.”
d) Komplemen,
yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air muka anda
menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata.
e) Aksentuasi,
yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Misalnya, anda
mengungkapkan betapa jengkelnya anda dengan memukul meja.
C. MEMBINA HUBUNGAN YANG BAIK
Keterampilan
membina hubungan baik merupakan fondasi atau dasar dalam melakukan komunikasi
interpersonal. Membina hubungan baik dilakukan oleh bidan sejak kontak awal
dengan klien dan harus dipertahankan. Yang harus dimiliki oleh bidan membina
hubungan baik dengan klien adalah :
1) Perilaku
respons positif yang mendukung
terciptanya hubungan baik meliputi bersalaman dengan ramah, mempersilahkan
duduk, bersabar, tidak memotong pembicaraan, menjaga kerahasiaan klien, tidak
melakukan penilaian, mendengarkan dengan penuh perhatian, menanyakan alas an
kedatangan klien, serta menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien.
2) Sikap
hangat, menghormati, menerima klien apa adanya, empati, dan tulus.
Kunci
pokok dalam membina hubungan baik dengan klien adalah SOLER.
S : Face your client squarely (menghadap kearah
klien) dan smile/ Nod at client (senyum/ mengangguk ke klien)
O : open
and non-judgemental facial ekspression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka
dan tidak menilai)
L : Lean
towards client (tubuh condong kearah klien)
E : Eye
contact in a culturally acceptable manner (kontak mata sesuai cara yang
diterima oleh budaya setempat)
R : Relaxed
and friendly manner (santai dan sikap bersahabat)
Intonasi
dan volume suara dapat mencerminkan sikap hangat/tidaknya seseorang. Suara yang
keras, mengebu-gebu, kurang menunjukkan kehangatan dibandingkan dengan volume
dan intonasi suara yang lembut, tidak terlalu keras.
Tiga
hal penting lain yang perlu diperhatikan pada waktu konseling agar hubungan
baik lebih mantap yaitu :
1. Menunjukkan
tanda perhatian verbal
Tanda
perhatian verbal yang dimaksud adalah kata-kata pendek atau ungkapan kata yang
singkat seperti : hemm…, ya, lalu, oh ya, terus, begitu, ya.
2. Menjalin
kerja sama
Dalam
konseling, bidan yang baik adalah bidan yang mementingkan hubungan baik dengan
klien. Hal ini akan terwujud bila selama proses konseling bidan selalu berusaha
bekerja sama dengan klien.
3. Memberikan
respon yang positif : pujian, dukungan.
§ Memberi
pujian maksudnya mengungkapkan persetujuan atau kekaguman sehingga mendorong
tingkah laku yang baik, penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan klien
dengan baik. Misalnya memuji klien, menunjukkan bahwa bidan menghargai
perhatian klien terhadap kesejahteraan dirinya.
§ Memberikan
dukungan maksudnya memberi dorongan, kepercayaan dan harapan. Bidan
mengungkapkan kata-kata agar klien menyadari kemampuannya dalam mengatasi
masalah dan membantu klien mengatasi masalahnya. Misalnya, mengemukakan
alternative yang bisa diharapkan, menekankan hal baik yang telah mereka
lakukan, dan perlu dilanjutkan, seperti mengatakan kepada klien bahwa dengan
datang ke Polindes berarti mereka telah menolong diri mereka sendiri.
Contoh prilaku atau respon positif bidan yang
mendukung terciptanya hubungan baik, menimbulkan perasaan nyaman pada klien
misalnya :
a. Bersalaman
dengan ramah
b. Mempersilakan
duduk
c.
Bersabar
d. Tidak
menginterupsi / memotong pembicaraan klien
e. Menjaga
kerahasiaan klien
f.
Tidak melakukan penilaian
g. Mendengarkan
dengan penuh perhatian
h. Menanyakan
alasan kedatangan klien
i.
Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat
klien
j.
Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat
klien
Dalam
konseling, bidan yang baik adalah bidan yang mementingkan hubungan baik dengan
klien. Hal ini akan terwujud bila selama proses konseling bidan selalu berusaha
bekerjasama dengan klien. Pembinaan hubungan baik dimulai sejak awal pertemuan
dengan klien dan perlu dijaga seterusnya.
Menurut
Roger dalam Stuart G.W (1998), hubungan yang terapeutik dengan :
a. Kejujuran
b. Tidak
membingungkan dan cukup ekspresif
c.
Bersikap positif
d. Empati
bukan simpati
e. Mampu
melihat permasalahan dari kacamata klien
f.
Menerima klien apa adanya
g. Sensitif
terhadap perasaan klien
h. Tidak
mudah terpengaruh oleh masa lalu klien atau diri konselor sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar